Beata Margaret dari Castello



Mazmur 27:10, Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku,namun Tuhan menyambut aku.

Margaret dilahirkan dalam sebuah keluarga bangsawan di kastil Metola di dekat Florence, Italia. Sebagai anak pertama, orangtuanya mengharapkan kehadiran seorang anak yang sehat dan kuat. Namun kenyataan berkata lain. Margaret terlahir dengan banyak kekurangan pada fisiknya. Kaki kanannya lebih pendek dari kaki kirinya, wajahnya tidak cantik, punggungnya melengkung, perawakannya kerdil dan matanya pun buta.

Beata Margaret dari Castello
Dengan kondisi fisik demikian, segera setelah dilahirkan ia disembunyikan oleh kedua orangtuanya. Tetapi seorang pelayan yang baik hati menemukannya dan memberi nama bayi itu Margaret yang berarti “mutiara”. Keterbatasan fisik Margaret membuat kedua orangtuanya, Emilia dan Parisio, mengucilkannya selama 13 tahun dalam sebuah ruangan yang berdekatan dengan kapel keluarga. Tujuannya tak lain agar tak seorang pun melihat Margaret meskipun ia mengikuti misa dan menerima sakramen mahakudus. Di dalam ruangan itu pula, Margaret mendapatkan pendidikan agama Katolik. 

Ruangan Tempat Margaret Dikucilkan Sejak Usia 6 Tahun

Suatu ketika orangtua Margaret membawanya ke tempat keramat di sebuah gereja Fransiscan di Castello untuk berdoa bagi kesembuhan penyakit yang dideritanya sejak lahir. Tempat keramat itu memang sedang menjadi buah bibir karena mujizat kesembuhan yang pernah berlangsung di sana. Namun mujizat yang diharapkan tidak terjadi pada Margaret. Orangtua Margaret lantas memutuskan untuk meninggalkannya di sana. Beruntung ada pengemis di kota itu yang mengambil Margaret. Sejak saat itu hidup Margaret berpindah-pindah dari keluarga yang satu ke keluarga yang lainnya.

Meskipun hidup dalam keterbatasan, namun Margaret rajin berdoa dan rajin menolong orang. Kehadiran Margaret tentu saja segera menyita perhatian karena ia berbeda dari pengemis-pengemis lainnya. Ia terpelajar, tingkah lakunya begitu sopan dan halus, serta hatinya yang begitu lembut meskipun bongkok, buta dan jalannya timpang.

Walaupun hidupnya menderita, Margaret tetap tenang, ceria dan berani. Ia tak pernah terlihat murung, mengeluh, mencela orang lain ataupun merasa takut. Margaret mengikuti misa setiap hari dan berdevosi dengan penuh semangat kepada Yesus, Bunda Maria, Yosef dan Santo Dominikus. Baginya Tuhan baik adanya. Ia heran mengapa banyak orang merasa kasihan padanya, bukankah begitu istimewa jika bisa menderita bersama Kristus? Menderita baginya adalah jalan menuju ke surga. Margaret menjadi anggota ordo ketiga Dominikan dan menekuni hidup doa yang mendalam hingga akhir usianya.

Penderitaan membuat Margaret lebih bersimpati pada sesamanya yang menderita. Ia mengunjungi para narapidana, mendatangi orang-orang yang sakit dan menemani mereka yang sedang sekarat. Bahkan hingga ia meninggal pun, Margaret tak berhenti menolong orang yang berdoa kepadanya. Setelah kematiannya di usia 33 tahun, banyak penyembuhan yang terjadi berkat perantaraannya. Margaret kerap menjadi perantara bagi kesembuhan penyakit mata dan cacat. Ia juga menginspirasi banyak orang. Ia menjadi pelindung bagi mereka yang memperjuangkan kehidupan (anti aborsi dan euthanasia), pelindung bagi mereka yang tidak diinginkan dan dikucilkan.

Lebih dari 200 tahun setelah kematiannya, jenazah Margaret ditemukan dalam keadaan utuh. Margaret dibeatifikasi pada tahun 1609. Jenazahnya diletakkan di bawah altar utama gereja Santo Dominikus di Castello.(PJ/ dari berbagai sumber)

Beata Margaret dari Castello
 


0 comments:

Posting Komentar