"Tuhan,
tambahlah penderitaanku, dan bersamanya tambahkanlah cinta-Mu dalam
hatiku."
Santa Rosa dari Lima lahir pada tahun 1586 di Lima, Peru dengan nama
Isabel Flores de Olivia. Isabel adalah anak ke tujuh dari sebelas
bersaudara pasangan Oliva dan Gaspar Flores. Orangtua Isabel mempunyai status
sosial yang cukup tinggi tetapi mereka tidak miliki banyak harta.
Isabel tumbuh menjadi seorang gadis dengan paras yang sangat cantik dan cepat dewasa. Seperti
Santa Katarina dari Siena, Isabel menunjukkan tanda-tanda kehadiran Tuhan dalam
dirinya. Pada usia 5 tahun, Isabel membuat pengakuan untuk yang pertama
kalinya. Ia meminta ijin dari bapa pengakuannya untuk membuat janji/kaul
kesucian.
Kecantikan wajah Isabel membuat ia dipanggil
dengan sebutan “Rosa” (bunga mawar). Nama inilah yang kemudian dikenal hingga
kini. Menurut legenda, seorang pelayan mendapatkan penglihatan wajah Isabel
berubah menjadi bunga mawar. Barulah pada tahun 1597, Isabel secara resmi
mengambil nama Rosa sebagai namanya ketika menerima sakramen krisma.
Sebagai seorang gadis muda, kecantikannya
mulai menarik perhatian banyak pria untuk melamarnya. Untuk menghindari
pria-pria itu, Rosa berusaha merusak wajahnya dengan menggosokkan merica
sehingga wajahnya melepuh. Ia juga memotong pendek rambutnya.
Dalam usia yang sangat muda, Rosa ingin
menjadi seorang biarawati. Ia sering berdoa dan berpuasa secara diam-diam. Ia
menjalankan silih yang berat dan menyiksa secara rahasia. Ia juga melakukan
adorasi kepada sakramen mahakudus dan menerima komuni setiap hari. Dalam
hidupnya, Rosa menjadikan Santa Katarina dari Siena sebagai panutan. Sejak masa
kecil, Rosa juga sudah bersahabat dengan Santo Martin de Porres. Martin menjadi
orang kepercayaan Rosa yang memahami perjalanan hidup rohaninya. Sebaliknya,
Martin de Porress juga mempercayakan kisah-kisah mujizatnya pada Rosa.
Orangtua Rosa menentang ketika ia berencana
untuk menjalani kaul kesucian. Orangtua Rosa ingin agar ia menikah saja. Perbedaan
keinginan ini menimbulkan perselisihan antara Rosa dan kedua orangtuanya. Sampai
suatu ketika sang ayah merasa kasihan dan memberikan sebuah kamar untuknya. Rosa
lantas mengasingkan diri di dalam kamarnya dan menghabiskan banyak waktu untuk
berdoa. Ia hanya tidur selama dua jam setiap malam agar memiliki waktu yang
lebih banyak untuk berdoa.Saat orangtuanya mengalami masalah keuangan, Rosa
memilih untuk bekerja di kebun sepanjang hari dan menjahit di malam hari demi
membantu orangtuanya.
Perjuangan Rosa melawan kehendak orangtuanya
berlangsung sekitar 10 tahun. Barulah
saat memasuki usia 20 tahun, ia diberi ijin untuk bergabung dengan ordo ketiga Dominikan
atau Dominikan Awam. Ia lantas melanjutkan cara hidup yang ekstrim yakni dengan
berpuasa, berdoa dan melakukan silih. Ia juga tidak makan daging. Kala itu,
pilihan hidup menjadi vegetarian tergolong sebagai pola hidup yang ekstrim.
Tak hanya itu saja, suatu ketika Rosa membakar
tangannya sebagai cara untuk menebus dosa-dosanya. Ia tidur beralaskan pecahan
kaca dan pecahan gerabah. Ia dikenal sebagai seorang wanita yang mengenakan
mahkota perak yang berat dengan duri yang bisa melukainya. Mahkota perak
tersebut mengingatkannya pada mahkota duri yang dikenakan Yesus. Salah satu
duri dari mahkota perak itu menusuk masuk ke dalam tengkorak kepalanya sehingga
mahkota tersebut semakin sulit dilepaskan.
Selama 11 tahun, Rosa menjalani hidup yang
begitu ekstrim. Hanya 3 tahun terakhir sebelum kematiannya, ia meninggalkan
pengasingannya. Rosa menggunakan sebuah kamar di rumahnya khusus untuk merawat
anak-anak jalanan, orang-orang tua dan mereka yang sakit. Kegiatan sosial yang
dilakukan Rosa kala itu terbilang sebagai kegiatan yang baru di wilayah Peru.
Rosa meninggal pada 25 Agustus 1617 pada usia
31 tahun. Banyak keajaiban yang terjadi setelah kematiannya. Menurut legenda,
ia telah memprediksi dengan tepat tanggal kematiannya. Rosa dibeatifikasi oleh
Paus Clement IX pada 1667 dan dikanonisasi oleh Paus Clement X pada tahun 1671.
Santa Rosa dari Lima adalah pelindung para penyulam, tukang kebun, tukang bunga
dan bagi mereka yang diejek atau menderita karena kesalehannya, serta pelindung
bagi orang-orang yang menderita karena masalah-masalah keluarga. (PJ/ Dari berbagai sumber)
0 comments:
Posting Komentar