St. Katarina dari Siena

Santa Katarina dilahirkan dari pasangan Jacomo Benincasa dan Mona Lapa di Kota Siena, Italia bertepatan dengan pesta Minggu Palma, 25 Maret di tahun 1347. Saat melahirkan Katarina kecil, usia ibunya sekitar 40 tahun dan telah melahirkan 22 anak. Tetapi sebagian dari anak-anak tersebut meninggal. Katarina terlahir kembar dengan Giovanna, saudarinya. Sayang, saudarinya meninggal beberapa saat setelah dilahirkan.

Pada usia 16 tahun, saudari Katarina yang bernama Bonaventura meninggal. Orangtua Katarina lantas memintanya untuk menikah menggantikan saudarinya itu. Namun Katarina menolak. Ia lantas mulai berpuasa dan memotong rambut agar penampilannya  tidak lagi menarik.

Puasa dan hidup bakti yang dilakukan Katarina pada keluarganya telah membuat hati orangtuanya melunak dan membiarkan Katarina hidup sesuai dengan keinginannya. Suatu kali Katarina pernah menjelaskan, bahwa ia menganggap ayahnya sebagai gambaran Yesus sendiri, ibunya sebagai gambaran Bunda Maria dan saudara-saudaranya sebagai gambaran para rasul. Penggambaran inilah yang membantunya mampu melayani mereka dengan penuh kerendahan hati.

Meskipun Katarina menjalani kehidupan yang religius, tetapi ia memilih untuk tidak masuk ke biara tertentu. Katarina memilih bergabung dengan Ordo Ketiga Santo Dominikus yang memperbolehkannya tetap berada di rumah dan sekaligus menjalani kehidupan yang religius.

Pada usia 21 tahun, Katarina mengalami pengalaman yang luar biasa dan mengubah hidupnya. Ia menggambarkan peristiwa tersebut sebagai ‘pernikahan mistik’ dengan Yesus. Dalam penglihatan yang dialaminya, Katarina diminta untuk keluar dan menolong mereka yang miskin dan sakit.

Sejak saat itulah, Katarina mulai keluar untuk mengunjungi rumah sakit dan rumah-rumah untuk menolong orang sakit serta orang miskin. Tindakan Katarina ini dengan cepat menarik perhatian banyak orang yang kemudian bergabung bersama dengannya menolong lebih banyak lagi orang sakit dan orang miskin.

Tak hanya menolong orang sakit dan orang miskin, Katarina turut berperan dalam mendamaikan gereja di masa itu. Kala itu situasi gereja sedang kacau, para imam dan pemimpin negara tidak menunjukkan sikap yang baik. Katarina menulis surat untuk Paus, raja-raja, uskup dan para panglima agar menguasahakan perbaikan keadaan untuk gereja dan masyarakat. Katarina lantas diminta oleh Paus Gregorius XI untuk pergi ke Pisa dan Florence demi mendamaikan kedua republik itu. Berkat usahanya pula, Katarina mampu meyakinkan Paus untuk kembali ke Roma sebagai pusat gereja.

Di usia 33 tahun, Katarina jatuh sakit yang mungkin disebabkan kebiasaannya berpuasa dengan begitu kuat. Santa Katarina akhirnya wafat di tahun 1380, pada tanggal 29 April. Katarina dikaruniai stigmata tetapi stigmata itu tidak terlihat oleh orang lain. Barulah setelah ia wafat, stigmata tersebut terlihat jelas pada tubuhnya. (Disarikan dari berbagai sumber)


0 comments:

Posting Komentar